Minggu, 30 September 2012

Teknologi

SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM PANDANGAN ISLAM

 

Oleh:
Setiawan Hidayat
(Ketua Umum Kalam UPI Periode 2011/2012)
 
Sering terjadi diskusi antar mahasiswa dalam hal sains dan teknologi. Tidak jarang diskusi pun sering diwarnai dengan konflik-konflik yang menimbulkan suatu permasalahan baru. Yang tadinya ingin menuntaskan permasalahan yang didiskusikan, tetapi yang terjadi masalah merambat ke segala arah sehingga bukannya selesai tetapi malah semakin ruwet.
Akhinrya diskusi pun berujung pada pro kontra terhadap teknologi. Jika sudah seperti itu, yang terjadi adalah debat kusir yang tidak menghasilkan apapun kecuali permusuhan. Tentu hal ini merupakan suatu hal yang tidak baik, karena secara etika ini menyakiti orang lain dan secara ilmiah ini adalah kekalahan intelektual. Oleh sebab itu, kalangan intelektual khususnya mahasiswa perlu melakukan muhasabah terhadap diskusi-diskusi yang telah dilakukan.
Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan suatu triger untuk menjadi orang yang fair dalam berdiskusi, ketika kalah ya mengaku kalah dan mengakui yang menang. Dan juga mudah-mudahan dapat menjadi referensi untuk lebih dikembangkan lagi.
Berkenaan dengan masalah dan teknologi, kita pernah pasti pernah mendengar bahwa ada orang-orang yang berangapan bahwa kerusakan dunia saat ini yaitu terjadinya perang, moral bejat, akhlak ambruk, dll adalah disebabkan oleh teknologi. Maka dari itu teknologi harus dijauhi.
Di samping itu, ada juga orang yang mengatakan bahwa tanpa adanya sains dan teknologi maka tidak mungkin peradaban manusia terjadi seperti saat ini. Adanya alat transportasi yang cepat, bisa berkomunikasi dengan siapapun di dunia ini, dll adalah hasil sains dan teknologi. Tanpa teknologi hidup pasti sulit, maka teknologi itu penting dan adapun kerusakan yang ditimbulkan itu karena manusianya yang tidak bisa menggunakannya.
Kemudian muncul dalam pikiran kita suatu pertanyaan “lantas bagaimana mendudukan teknologi yang benar dalam hidup ini?”.
Dalam pandangan kapitalisme (ideologi Indonesia saat ini) teknologi merupakan suatu sarana untuk menggapai kebahagiaan dan kepuasan dunia semata. Karena kapitalisme berpandangan bahwa hidup itu hanya untuk materi yaitu mencari kesenangan sebesar-besarnya. Begitupun sosislisme (ideologi Indonesia saat orde lama) mereka juga berpandangan bahwa hidup itu harus dinikmati dengan cara hidup bersenang-senang apapun caranya yang penting senang. Dengan kata lain, keduanya mengejar manfaat atau manfaat menjadi standar kehidupannya.
Maka tidak heran jika mahasiswa saat ini berpikiran kerja, kerja, kerja, uang, uang, uang, dll. Itu karena mindset yang ada pada dirinya adalah mindset kapitalis atau sosialis.
Saat ini sangat sedikit sekali mahasiswa yang memiliki pemikiran Islam yang benar. Kebanyakan seperti yang di atas. Maka jangan aneh ketika mereka menggunakan, berargumen, berpendapat, dll tentang sains dan teknologi pasti ujung-ujungnya adalah kesenangan untuk dirinya. Ini jelas pemahaman yang sangat keliru.
Dengan demikian, bisa kita ketahui bahwa pandangan kapitalisme dan sosialisme dalam hal sains dan teknologi adalah salah. Maka pandangan siapakah yang benar? Jawabannya Islam. Inilah yang dilupakan mahasiswa, mereka tidak bisa berpikir islami, padahal seseorang dikatakan memiliki kepribadian islam ketika pola pikir dan pola sikapnya islami.
Dalam islam, sains dan teknologi sangat penting untuk membangun peradaban yang kuat dan tangguh. Sebagaimana halnya dahulu para khalifah mendorong kaum muslim untuk mencipatakan teknologi dan membuat karya ilmiah guna mengembangkan dan memanfaatkan SDA yang ada. Seperti kita ketahui para ilmuwan islam seperti al-Khawarizmi ahli matematika, Ibnu Firnas konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan bapak kimia, dan masih banyak lagi. Mereka semuanya mengerahkan segenap upaya dan berkarya untuk umat. Jadi, Islam tidak pernah melarang sains dan teknologi, tetapi justru Islam selalu terdepan dalam sains dan teknologi sejak 13 abad yang lalu.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
“Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”
Hadits ini menunjukkan kebolehan mengenai sains dan teknologi karena pada saat itu Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang tentang pertanian, tapi Rasulullah tidak memberikan jawaban yang benar karena Rasulullah tidak ahli dalam pertanian.
Maka dari itu, sains dan teknologi merupakan madaniyah ‘am yaitu benda yang tidak ada sangkut pautnya dengan hadlarah. Sebagaimana Imam Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya Nizhamul Islam menyebutkan bahwa “Sedangkan bentuk-bentuk madaniyah yang menjadi produk kemajuan sains dan perkembangan teknologi/industri tergolong madaniyah yang bersifat umum, milik seluruh umat manusia”Madaniyah itu sendiri merupakan merupakan bentu-bentuk fisik berupa benda-benda yang terindera dan digunakan dalam kehidupan yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan.
Maka dengan hal ini jelaslah sudah bahwa produk dari sains dan teknologi dalam pandangan Islam boleh/mubah. Tetapi ingat bahwasannya ada juga madaniyah yang bersifat khas seperti patung, salib, bintang david, dll itu merupakan karya/hasil dari hadlarah selain Islam, maka menggunakannya adalah suatu kemaksiatan dan hukumnya haram.
Perlu kita ketahui bahwa hadlarah merupakan sekumpulan ide/pemahaman akan kehidupan. Setiap ideologi memiliki perbedaan hadlarah. Barat misalnya, tujuan  kehidupan bagi mereka adalah mencari kesenangan dengan jalan mencari manfaat sebesar-besarnya, sedangkan Islam bertujuan untuk menggapai ridla Allah SWT dan standarnya adalah halal-haram. Artinya penggunaan sains dan teknologi dalam Islam adalah untuk menggapai ridla Allah SWT.
Kesimpulannya adalah Islam memandang bahwa benda-benda hasil sains dan teknologi adalah mubah. Siapapun boleh mengambilnya dan menggunakannya. Dalam penggunaannya tentu berbeda anatara orang yang berpikiran Islam dengan orang yang berpikiran kapitalis atau sosialis. Maka tinggal kita pilih kacamata mana yang benar untuk memandang dan menghukumi berbagai macam fakta. Islam? Kapitalis? Atau sosialis? Hidup adalah pilihan maka pilihlah pilihan yang terbaik karena kita akan dipertnggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan demikian, tuntaslah sudah permasalahan atau perbedaan pendapat dalam hal sains dan teknologi. Terbukti bahwa Islam dapat menjawab persoalan ini karena Islam merupakan problem solving dalam hidup ini. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab